WAWANCARA (3) Saya Sudah Terbawa Globalisasi!
SEMAAN MANTAP JABODETABEK
WYLLDY. F. S
11/12/20242 min read
Wawancara ini membuka pandangan mendalam tentang kehidupan pribadi seorang tokoh yang dikenal misterius namun penuh pemikiran mendalam tentang banyak hal. Dalam percakapan yang penuh refleksi ini, ia berbicara tentang prinsip hidup, pandangan terhadap keluarga, dan peran dalam masyarakat.
Tentang Hidup dan Prinsip
Saat ditanya tentang sosok ideal yang bisa hidup dengan wajar dan baik, ia menjelaskan bahwa hidup yang berprinsip dan berdasarkan pengabdian adalah yang terpenting. "Perkawinan itu adalah pengabdian, perjuangan, jihad, ibadah yang agung," ujarnya. Ia menekankan bahwa penampilan fisik atau kecantikan hanya sementara dan lebih dipengaruhi oleh nafsu, sedangkan karakter yang kuat lebih bernilai.
Istri dan Pengalaman Pribadi
Mengungkapkan perasaannya tentang istrinya, ia mengenang masa lalu dengan penuh kasih sayang. "Saat itu saya masih lugu, tapi tidak ada yang lebih cantik dari dia," kenangnya. Meski dalam kehidupan yang keras, ia percaya bahwa kecantikan sejati lebih dari sekedar fisik, melainkan dalam karakter dan keteguhan hati.
Perjalanan dan Misi di Jakarta
Ia mengungkapkan kecintaannya terhadap perjalanan dan menjadi musafir. "Saya ingin jadi musafir yang baik," tuturnya dengan rendah hati. Ketika ditanya soal tujuannya ke Jakarta, ia hanya menjawab bahwa itu adalah bagian dari kecintaan untuk menjelajahi dunia, tanpa ada misi khusus di baliknya.
Penampilan Dandy dan Globalisasi
Ketika ditanya tentang penampilannya yang selalu rapi dan terkesan dandy, ia menjelaskan bahwa penampilan menjadi penting untuk memberi kesan positif kepada orang lain. "Bagaimana jika saya datang dengan busana biasa dan orang malah lari? Penampilan ini semacam tuntutan agar bisa diterima di masyarakat," ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa globalisasi membuatnya mengikuti zaman dan tampil sesuai dengan tuntutan.
Hubungan dengan Gus Dur dan NU
Mengenai hubungannya dengan Gus Dur, ia menyatakan bahwa mereka lebih dekat sebagai teman daripada dalam kapasitas organisasi. "Saya tidak tertarik dengan posisi dalam organisasi," katanya, menegaskan bahwa ia lebih fokus pada persahabatan daripada afiliasi politik atau agama.
Pandangan terhadap NU
Ia mengungkapkan keprihatinannya tentang kondisi NU saat ini, yang menurutnya perlu melakukan pembenahan. “NU akan merapikan diri dalam waktu singkat,” ungkapnya. Meski demikian, ia menilai bahwa banyak tokoh NU yang kini lebih terlibat dalam politik praktis, yang terkadang bisa menyesatkan arah gerakan yang sudah lama dikenal dengan kekuatan spiritualnya.
Cinta Tuhan dan Indonesia
Salah satu prinsip yang diajarkan kepada anak-anaknya adalah pentingnya mencintai Tuhan dan juga Indonesia. Ia mengutip contoh sederhana dari kehidupan orang-orang yang hidup dalam kesederhanaan, namun tetap bisa bersyukur. "Dengan sedikit yang ada, mereka bisa tersenyum dan berkata Alhamdulillah. Itulah yang saya ingin ajarkan," tegasnya.
Wawancara ini berakhir dengan suasana yang tenang, saat fajar menyingsing, meninggalkan kesan mendalam akan sosok yang lebih memilih untuk tidak terlalu banyak diekspos, namun tetap memberikan pengajaran dan inspirasi bagi mereka yang berada di sekitarnya.